Kopi Cap Teko

Bogor bukan hanya kota hujan, tapi juga rumah bagi warisan rasa yang abadi. Pada tahun 1960, Jono Widarto, seorang perintis keturunan Tionghoa, memulai perjalanan Kopi Tjap Teko di Jalan Pedati No. 27—kawasan yang sejak era kolonial menjadi pusat denyut ekonomi Bogor. Dengan biji robusta dan arabika pilihan dari Sumatra, ia meracik kopi yang menyatukan kekuatan dan kelembutan, dipanggang dengan paduan teknik tradisional dan modern. Kemasan klasiknya yang sederhana, dari kertas cokelat ala tempo dulu, menjadi simbol keaslian dan ketulusan.

​

Kini, di tengah maraknya kopi instan, Toko Agus tetap setia mempertahankan resep turun-temurun ini. Setiap tegukan Kopi Tjap Teko adalah cerita tentang Bogor yang hangat, sederhana, dan penuh kenangan—sebuah warisan rasa yang menjembatani masa lalu dan masa kini melalui aroma yang tak lekang waktu.